Seorang pria yang sangat humoris, suatu ketika divonis oleh dokter bahwa ia menderita penyakit kronis dan hidupnya tidak lama lagi. Sulit bagi dokter tersebut untuk memberitahupria itu tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Pak, sulit sekali bagi saya untuk mengatakan ini. Tapi anda harus mengetahuinya..bahwa Anda….menderita penyakit kanker otak stadium 2,” kata dokter itu dengan terbata-bata.
Namun, ternyata reaksi pria itu sungguh di luar dugaan. Setelah sempat terdiam beberapa detik, ia kemudian tertawa keras. Dokter dan perawat sempat mengira pria ini terguncang jiwanya mendengar kabar itu dan membuat dia menjadi kurang waras. Tapi, kemudian pria itu berkata, “Kanker otak, ya?” Waww.. itu bukan penyakit sembarangan, dan jarang-jarang ada yang kena…. hahahaha…hahaha” Tak hanya itu, ia bahkan dengan enteng menceritakan penyakitnya itu ke pasien-pasien lain di RS itu, tak lupa sambil selalu tertawa. Seolah penyakitnya itu hanyalah satu episode lucu dalam hidupnya.
Empat bulan kemudian, kondisinya semakin memburuk. Ia tak mampu lagi melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia terbaring lemah di tempat tidur, tapi matanya masih menunjukan keceriaan. Dokter mengunjunginya, dan dengan berat mengatakan bahwa hidupnya mungkin tak lama lagi. Pria itu meminta sang dokter mendekat ke arahnya, dan ia membisikkan sesuatu ke telinga seorang dokter.
Dokter itu tampak terkejut, tapi karena itu adalh permintaan seseorang yang hidupnya tak lama lagi, dokter itu pun menurutinya. Dua bulan kemudian, pria itu meninggal dunia. Bertahun-tahun kemudian, sang dokter masih sering dating ke kamar bekas pasiennya itu untuk mengenangnya. Seorang suster yang belum lama kerja di RS itu bertanya mengapa mantan pasien itu begitu special buat sang dokter. “Pria ini begitu luar biasa. Ia menerima vonisnya dengan ketegaran yang menakjubkan, dan ia tak pernah lelah membagikan canda dan tawa kepada semua orang di RS ini. Bahkan sebelum meninggal, ia berpesan bahwa ia ingin difoto sambil tersenyum,” kata dokter itu tak kuasa menahan haru.
“Hah, jadi orang yang ada di foto itu…?” Suster itu pun terkejut.
Foto pria itu dipasang di Lobi RS sehingga siapapun yang melihatnya akan terinspirasi oleh keceriaannya yang terpancar dari wajahnya. Penyakit tidak bisa mengalahkannya. Ia tetap bahagia, tak peduli bagaimana kondisinya.
Pesan cerita :
Anda tidak perlu menunggu menjadi kaya, terkenal, atau mungkin sembuh dari penyakit kronis untuk bahagia. Karena bahagia itu sangat sederhana. Kunci kebahagian adalah bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup. Berbahagialah selama kamu masih hidup. ^^
Namun, ternyata reaksi pria itu sungguh di luar dugaan. Setelah sempat terdiam beberapa detik, ia kemudian tertawa keras. Dokter dan perawat sempat mengira pria ini terguncang jiwanya mendengar kabar itu dan membuat dia menjadi kurang waras. Tapi, kemudian pria itu berkata, “Kanker otak, ya?” Waww.. itu bukan penyakit sembarangan, dan jarang-jarang ada yang kena…. hahahaha…hahaha” Tak hanya itu, ia bahkan dengan enteng menceritakan penyakitnya itu ke pasien-pasien lain di RS itu, tak lupa sambil selalu tertawa. Seolah penyakitnya itu hanyalah satu episode lucu dalam hidupnya.
Empat bulan kemudian, kondisinya semakin memburuk. Ia tak mampu lagi melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia terbaring lemah di tempat tidur, tapi matanya masih menunjukan keceriaan. Dokter mengunjunginya, dan dengan berat mengatakan bahwa hidupnya mungkin tak lama lagi. Pria itu meminta sang dokter mendekat ke arahnya, dan ia membisikkan sesuatu ke telinga seorang dokter.
Dokter itu tampak terkejut, tapi karena itu adalh permintaan seseorang yang hidupnya tak lama lagi, dokter itu pun menurutinya. Dua bulan kemudian, pria itu meninggal dunia. Bertahun-tahun kemudian, sang dokter masih sering dating ke kamar bekas pasiennya itu untuk mengenangnya. Seorang suster yang belum lama kerja di RS itu bertanya mengapa mantan pasien itu begitu special buat sang dokter. “Pria ini begitu luar biasa. Ia menerima vonisnya dengan ketegaran yang menakjubkan, dan ia tak pernah lelah membagikan canda dan tawa kepada semua orang di RS ini. Bahkan sebelum meninggal, ia berpesan bahwa ia ingin difoto sambil tersenyum,” kata dokter itu tak kuasa menahan haru.
“Hah, jadi orang yang ada di foto itu…?” Suster itu pun terkejut.
Foto pria itu dipasang di Lobi RS sehingga siapapun yang melihatnya akan terinspirasi oleh keceriaannya yang terpancar dari wajahnya. Penyakit tidak bisa mengalahkannya. Ia tetap bahagia, tak peduli bagaimana kondisinya.
Pesan cerita :
Anda tidak perlu menunggu menjadi kaya, terkenal, atau mungkin sembuh dari penyakit kronis untuk bahagia. Karena bahagia itu sangat sederhana. Kunci kebahagian adalah bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup. Berbahagialah selama kamu masih hidup. ^^
Posting Komentar